Kabarmandala.com – Menjelang 1 Desember yang merupakan HUT OPM, organisasi yang ingin memisahkan Papua dari NKRI, terjadi kontak tembak Satgas penegakkan hukum gabungan TNI-Polri dengan Kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) di area tambang PT Freeport Mile 38, Distrik Tembagapura, Kamis (21/11).
Membenarkan hal tersebut, Dandim 1710 Mimika Letkol Inf Pio L Nainggolan mengatakan bahwa berdasarkan informasi yang diterimanya, akibat peristiwa kontak tembak KKSB dengan TNI-Polri, terdapat 1 korban meninggal dunia. Kendati demikian, sampai saat ini identitas korban belum diketahui.
“Kita memang mendapat informasi ada peristiwa kontak tembak di area Mile 38. Tapi kita belum tahu identitasnya siapa, di kubur di mana. Karena memang informasinya masih tertutup,” ujarnya saat ditemui Salam Papua di Kantor DPRD Mimika, Senin (25/11).
Dandim mengatakan, keberadaan KKSB itu sendiri sudah dideteksi sejak lama. Hal tersebut terlihat dari indikator banyaknya informasi yang diterima terkait kepulangan para pendulang.
“Jika dilihat dari lokasi kejadian, kemungkinan KKSB itu dari kelompok yang ada di Kali Kopi. Untuk itu saya dengan tegas mengimbau kepada para pendulang yang masih ada di sana agar segera meninggalkan lokasi tersebut sebelum 1 Desember,” kata Dandim.
Sementara itu, Kapolda Papua Irjen Pol Drs. Paulus Waterpauw sebelumnya mengatakan bahwa kontak tembak yang terjadi antara kelompok kriminal dengan aparat TNI-Polri merupakan hal yang biasa terjadi.
“Situasi di Tembagapura, Timika sampai saat ini masih aman dan terkendali. Ada informasi upaya KKSB memasuki lingkaran Tembagapura tapi ada upaya kami juga! Kita jaga terus! Kontak tembak itu biasa-biasa saja. anggota juga sering banyak yang kena, itu biasa,” ujarnya saat ditemui di halaman kantor pelayanan masyarakat Polres Mimika, Sabtu (23/11) kemarin.
Diakuinya, Kabupaten Mimika merupakan salah satu target aksi KKB serta beberapa wilayah lainnya, diantaranya Wamena, Jayawijaya, Sentani, Ilaga, Tolikara, Yahukimo, Puncak Jaya, Intan Jaya, Deiyai, Dogiyai, Paniai hingga Nabire.
“1 Desember ini agenda tahunan yang dijadikan sebagai waktu penting karena ada pihak yang mecoba memperigati hari kebangsaan Papua. Kita tingkatkan upaya mewaspadai dan mengeliminir menjelang waktu itu (1 Desember –red),” kata Kapolda.
Ia pun berharap agar masyarakat tidak mudah terpancing dengan isu yang sengaja dilontarkan untuk mengganggu kamtibmas.
More Stories
MODUS MEMBELI MAKANAN OPM MEMBACOK WARGA SIPIL TAK BERDOSA
Lakukan Pelanggaran HAM Berat, Seorang Ibu Rumah Tangga Jadi Korban Kekejaman KKB
Coba Rampas Senjata, 3 Anggota KKSB Dilumpuhkan Aparat