kabarmandala.com — Rencana pembentukan daerah otonomi baru (DOB) Provinsi Papua Tengah hingga saat ini masih terganjal sejumlah persyaratan. Karena itu, diperlukan intervensi serta instrumen khusus. Tanpa perlakuan khusus, Papua akan selamanya tertinggal.
“Dalam perspektif kebutuhan, usulan pembentukan DOB Provinsi Papua Tengah tidak hanya dilihat sebagai keniscayaan politik, tetapi juga menjadi keharusan secara sosial di mana terjadi pertemuan antara aspirasi lokal dan kepentingan nasional. Oleh karena itu, usulan pembentukan DOB di Papua menjadi kebutuhan yang mendesak untuk diwujudkan,” kata Peneliti Ahli Gugus Tugas Papua (GTP) UGM, Gabriel Lele, di Yogyakarta, Kamis (30/1).
Gabriel yang juga dosen Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik Fisipol UGM tersebut mengatakan, jika pada akhirnya usulan pembentukan DOB Provinsi Papua Tengah diterima, maka penerimaan tersebut harus diperlakukan secara hati-hati dan diletakkan dalam konteks khusus yang membutuhkan penanganan khusus pula. Kekhususan tersebut, harus diikuti dengan pengawalan yang lebih ketat pada level manajerial hingga operasional.
Sementara itu, Guru Besar Fisipol UGM, Purwo Santoso, menegaskan usulan pembentukan provinsi Papua Tengah tidak boleh hanya dimaknai sekadar menghadirkan institusi baru, apalagi hanya untuk mengakomodasi kepentingan sesaat. Menurutnya, pembentukan DOB harus disertai dengan nalar.
Menurutnya, penataan untuk kondisi pelik dan khusus seperti Papua itu harus dipastikan dalam kebijakan nasional serta instrumen-instrumen turunan yang mengikutinya. “Keberhasilan pemekaran menjawab berbagai permasalahan Papua dalam konteks otonomi khusus (Otsus) justru terletak pada kelihaian instrumentasi yang dapat menjembatani aspirasi lokal dan kepentingan strategis nasional.
Singkatnya, pemekaran hanyalah sarana yang harus diberi substansi lebih untuk dapat menjadi solusi bagi kompleksitas persoalan Papua. Bupati Nabire, Isaias Douw, selaku Ketua Tim Pengusul Pemekaran Papua Tengah, merespons hasil kajian UGM dengan optimistis. Dia menyampaikan Papua Tengah memiliki keinginan kuat untuk maju deperti daerah lain di Indonesia. “Kami tidak mau Papua Tengah gagal untuk kedua kalinya. Kami mempunyai potensi ekonomi yang kuat dan akan terus berjuang,” ucap Isaias Douw.
More Stories
Kegiatan Penyampaian Aspirasi Mahasiswa Yang Berujung Anarkis Dan Ditunggangi Organisasi Ilegal Di Papua
Dibalik Polemik Revisi Undang-Undang Otsus Papua
Optimisme Generasi Millenial Papua harus Wujudkan Masa Depan Papua